I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kakao (Theobroma,L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai dengan perkebunan rakyak, karna tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehinga dapat menjadi sumber pendapatan harian bagi petani atau pekebun kakao .Tanaman kakao berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. Sebagai daerah tropis Indonesia terletak diantara 6 LU – 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao.
Tanaman kakao (Theobroma, L) merupakan tanaman perkebunan berprospek mejanjikan masa depan kita, dilihat dari banyaknya permintaan bibit kakao yang bermutu oleh petani atau kelompok tani. Oleh karna itu dalam budidaya tanaman kakao memerlukan naungan. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuaian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu dan tidak semua tempat sesuai dengan tanaman kakao, sebagai tanaman yang memerlukan naungan maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya, sebaiknya persiapan lahan dan naungan dilakukan satu tahun sebelum tanaman kakao ditanam, seperti yang kita lihat di indrapuri tanaman naungan untuk kakao ditanam tanaman sentang.
Didalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.
B. Tujuan Studi Lapang
Mengetahui cara atau teknik budidaya tanaman perkebunan, tanaman hortikultura, teknik budidaya jamur tiram, dan teknik pembuatan pupuk organik Trichoderma di lapangan, serta pengendalian terhadap tanaman yang terserang hama dan penyakit. Mengamati secara langsung permasalahan yang dihadapi dilapangan serta mencari alternatif pemecahan masalah tersebut.
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa tentang objek di dunia nyata pertanian yang terkait dengan Program Studi, sehingga dapat menambah ilmu dan memperluas wawasan dalam ilmu pertanian.
II.METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu
Praktek Studi Lapang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya Gampong Jruek Bak Kreh Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.
Studi Lapang berlangsung pada hari Sabtu, 25 Desember 2010, mulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
B. Objek/sasaran
Pada praktikum Studi Lapang yang di laksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya Gampong Jruek Bak Kreh Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, objek yang diamati adalah tanaman hortikultura, budidaya jamur Tiram, kegiatan produksi pupuk organik Trichoderma, teknik pembuatan Mol, dan teknik budidaya tanaman coklat/kakao.
C. Metode pelaksaan
1. Mendengarkan pengarahan dari pengurus di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya.
2. Melakukan wawancara langsung dengan pengurus di Pusat Penelitian Pertanian dan Pengembangan Swadaya.
3. Melaksanakan kegiatan pengamatan teknik budidaya pada tanaman kakao, mentimun, tomat, cabai, terong, jamur tiram, serta teknik pembuatan pupuk bokhasi.
D. Letak Geografis
Kawasan indrapuri 177 Ha dan ketinggiannya 27 m dpl, jarak dari kota Banda Aceh 21 km sedangkan dengan ibu kota Kabupaten Jantho berjarak 36 km, letak Geografis adalah ‘’050, 21- 05024’’LU Dan 95030 “ BT.
Batas-batas wilayah Indrapuri adalah:
Sebelah utara : Gampong Krueng Aceh.
Sebelah Selatan: Gampong Mont Alu.
Sebelah Barat : Gampong Jruek Balee.
Sebelah Timur : Gampong Ule Ue.
Objek Sasaran tanaman:
Di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya objek yang diamati diantaranya adalah:
Ø Trichoderma.
Ø Jamur merang dan jamur tiram.
Ø jeruk bali.
Ø Hortikultuar( timun, kacang panjang, terong, tomat ).
Ø Kakao organik dan pohon sentang.
III.LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
A. Tanaman Kakao (Theobroma cacao, L)
Tanaman kakao yang di kembangkan pada Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya adalah varietas CFC yang di tanam beserta tanaman sentang sebagai naungan. Jarak tanam sentang dengan sentang 1,80 x 1,80 meter sedangkan 3,6 x3,6 meter. Sentang berfungsi sebagai tanamanpelindung atau naungan terhadap tanaman kakao.
Panen tanaman kakao pertama dilakukan pada saat tanaman kakao berumur 3 tahun 8 bulan . Pupuk yang diberikan pada tanaman kakao adalah pupuk Bokasi dalam sekali pemupukan diberikan sebanyak 3,5 kg .Dalam 10 buah kakao bisa menghasilkan 1 kg benih kering kemudian dapat dipasarkan langsung pada agen terdekat. Dalam pemeliharaan kakao dilakukan pemangkasan cabang air, karena Kakao tidak membutuhkan cabang dan daun yang banyak.
Pemangkasan berfungsi mengurangi kelembaban , untuk menghindari datangnya penyakit. Penyakit pada kakao yaitu Phitoptora palmifora yang disebabkan oleh faktor tikus, buah kakao yang sudah dimakan tikus akan menimbulkan tumbuhnya jamur, selain tikus hama lainya tupai dan penggerek buah kakao. Bibit kakao di beli dari medan dengan harga Rp 1000 / polybag dengan luas lahan 220 meter.
B. Tanaman Hortikultura
1.Tanaman Kacang Panjang(Vigna sinensis)
Tanaman kacang panjang yang di kembangkan di lahan ini adalah jenis tanaman kacang panjang duduk, Tanaman kacang panjang ini batangnya tidak tinggi seperti tanaman kacang panjang yang biasa kita lihat. Tinggi tanaman ini kira-kira sekitar 1meter. Caranya tanaman disiram atau digenang, jenis kacang panjang yang tahan terhadap kekeringan adalah kacang tolo dan kacang uci.
Kacang panjang dikembangbiakan dengan bijinya. Biji tersebut dapat ditanam langsung di kebun yang telah disiapkan, untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan kacang tunggak atau 12 kg biji kacang uci. Sebelum benih ditanam, lahan diolah terlebih dahulu dengan dicangkul dan diratakan, jika tanahnya tandus perlu diberi pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Setelah tanah diratakan, dibuat bedengan yang lebarnya 140 cm dan lebar selokannya 30 cm, sedangkan panjangnya bebas.
Tiap bedengan dibuat lubang tanam searah dengan panjang bedengan dengan tugal. Jarak antarlubang tersebut 30 cm, sedangkan jarak antarbaris 70 cm sehingga tiap bedeangan ada 2 baris tanaman. Setelah itu, tiap lubang ditanami 2 biji kacang panjang lalu ditutup tanah tipis-tipis. Biji-biji dapat tumbuh setelah kurang lebih 5 hari ditanam. Setelah tinggi tanaman mencapai 25 cm, dipasang ajir dari bambu yang tingginya sekitar 2 m. Tanaman kacang panjang tersebut memerlukan ajir tersebut sebagai tempat membelit.
Pemasangan lanjaran dilakukan 10 sampai15 hari setelah tanam kacang panjang ditanam, kira-kira tinggi tanaman 15 sampai 25 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang tanam sehingga jarak antar lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang silang. Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai. Tali berguna membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman baik pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman.
Diharapkan tanaman merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga buah/polong tidak tergeletak di tanah. PenyianganPenyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan atau dilakukan sewaktu-waktu saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar tanaman tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya dilakukan setelah pemupukan dilakukan. Sedangkan pada musim hujan, pengairan cukup dari air hujan.
Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3 sampai 4 bulan.Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan.
Polong biasanya dapat dipungut pertama kali umur 2-2,5 bulan. Pemungutan selanjutnya seminggu sekali dan dapat berlangsung selama 3,5-4 bulan. Keterlambatan dalam panen polong akan menyebabkan buah menjadi berserat dan liat. Jika pemungutan dimaksudkan sebagai benih maka buah yang berserat dan liat tersebut tidak bermasalah. Buah kacang tunggak dan uci dipungut setelah tua (kering) yakni setelah tanaman berumur 3-3,5 bulan karena yang digunakan bijinya. Biji kacang tidak dapat disimpan lama (sekitar 3 bulan di gudang) karena mudah diserang hama penggerek. Produksi kacang lanjaran yang terawatt baik dan sehat dapat menghasilkan 2-2,5 ton polong muda tiap hektar Sementara kacang tunggak dan kacang uci dapat menghasilkan 1-2 ton biji kering/hektar. Produksi kacang panjang dan kacang tolo umumnya hanya untuk konsumsi pasar local/dalam negeri.
2.Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0‐1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi > 750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dengan suhu siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C‐20°C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24 °C ‐ 28°C. Curah hujan antara 750‐125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik. Kemasaman tanah sekitar 5.5 ‐ 6.5, penyerapan unsur hara terutama fosfat, kalium dan besi oleh tanaman tomat.
Di P4S Tomat ditanam untuk mendapatkan tanaman yang tahan dan tanaman yang tidak tahan terhadap penyakit fusarium yaitu dengan menanam tanaman dan memberikan dan memadukan pupuk trichoderma dengan pupuk bokasi, MPK tosca dan kapur. Pada saat tanaman berumur 22 hari selain di berikan pupuk ,tanaman tersebut juga disemprot dengan pupuk cair.
Tabel 1. kombinasi pupuk pada tanaman tomat
Bedengan | Baris | Tanaman | Kombinasi pupuk/Baris |
I | 1 | 1-7 | NPK Posca 1,5 ons |
| | 8-15 | NPK Posca 3 ons |
| 2 | 1-7 | NPK+Kapur 5 ons |
| | 8-15 | NPK+ Kapur 4 ons |
II | 1 | 1-7 | Bokasi + Thricoderma (F2) 5 ons |
| | 8-15 | Bokasi + Thricoderma (F2) 4 ons |
| 2 | 1-7 | Bokasi 4 ons |
| | 8-15 | Bokasi 5 ons |
III | 1 | 1-7 | Thricoderma (F1) 2 ons |
| | 8-15 | Thricoderma (F1) 3 ons |
| 2 | 1-7 | Bokasi+ Thricoderma 4 ons Kapur 1 ons |
| | 8-15 | Bokasi+ Thricoderma 3 ons Kapur 1 ons |
IV | 1 | 1-7 | Bokasi 4 ons Kapur 1 ons |
| | 8-15 | Bokasi 3 ons Kapur 1 ons |
| 2 | 1-15 | Bokasi +Thricoderma 1,7 ons NPK Pasca 0,5 ons Kapur 1ons |
Penyiapan lahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman sefamili seperti kentang, bedengan dengan lebar 110 ‐120 cm, tinggi 50 ‐ 60 cm, dan j arak antar bedengan 50 ‐ 60 cm, pupuk kandang matang sebanyak 10 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata. Kemudian semprotkan merata pada permukaan bedengan dengan larutan pupuk hayati MiG‐6PLUS dengan dosis 2 liter pupuk hayati MiG‐6PLUS perhektar, biarkan selama 3 hari Kemudian bibit siap untuk di tanam.
Pemeliharaan:
Pemupukan dengan pupuk hayati MiG‐6PLUS. Pengulangan pemberian pupuk hayati MiG‐6PLUS pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu sekali dengan dosis yang di anjurkan adalah 2 liter MiG‐6PLUS per hektar. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) .
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
a.Mengurangi fluktuasi suhu tanah.
b.Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
c.Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.
d.Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.
d.Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
Pemasangan turus dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak mengurangi kerusakan fisik tanaman. Memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas.
Pemangkasan :
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan pertanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3 bulan. Dipilih yang sudah tua dan jangan memetik yang masih basah, karena tidak tahan lama, buah jangan jatuh dan terluka.
3.Tanaman Mentimun (Cucumis sativus)
Mentimun adalah tanaman merambat yang mempunyai sulur dahan berbentuk spiral. Biasanya ditanam di sawah dan di ladang-ladang sebagai tanaman untuk sayur ataupun rujak. Daunnya bertangkai panjang, bentuknya lebar bertajuk dengan pangkal berbentuk jantung. Ujung runcing tepi bergerigi. Batangnya berbulu halus-halus dengan pankang sampai 3 m.
Cara pembuatan lubang tanam yaitu dua baris atau double rows 60 x 40 cm, lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam. Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.
Pengairan usahakan tanah dalam kondisi lembab, lahan yang kekeringan menyebabkan tanaman stres dan buah pahit, pengairan dilakukan 1 x seminggu.
Perambatan. Pemasangan lanjaran atau lurus diupayakan saat tanaman berumur 2 minggu. Selanjutnya disiapkan tali rapia 2 tingkat dengan jarak 30 cm. Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma.
Panen pertama dilakukan pada umur tanaman 35 hari setelah tanam dan setelah itu panen dilakukan bertahap 3 kali dalam seminggu, dipilih buah yang sudah itu buah yang berwarna sama dari mulai pangkal sampai ujung buah bewarna keputihan. Panen dilakukan dengan cara memetik, memotong tangkai buah dengan pisau tajam agar tidak merusak tanaman.
4.Tanaman Terong (Solanum melongena)
Terong (Solanum melongena) merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60 sampai 90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga. Budidaya tanaman terong ini lebih mudah karena dapat tumbuh di berbagai tempat, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman Terong lebih mudah beradaptasi terhadap pengaruh cuaca.
Budidaya tanaman Terong membutuhkan jenis tanah yang subur, kaya akan unsur hara atau nutrisi dalam tanah, bertekstur remah atau lempung berpasir dan memiliki aerasi tanah yang baik. Aerasi tanah adalah kemampuan tanah dalam meyerap gas seperti Oksigen dari udara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Tingkat keasaman tanah atau pH tanah yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman terong ini berkisar antara 6,8 sampai 7,3 dimana unsur hara dapat tersedia dalam jumlah cukup dan mikroorganisme pengurai dapat hidup di dalam tanah.
Lahan penanaman disiapkan dan diolah terlebih dahulu, kemudian di bentuk bedengan. Bedengan dibuat selebar antara 1,2 sampai 1,4 cm. Dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan lubang tanam masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antar barisan lubang tanam 70-80 cm. Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara bedengan, haruslah dibuat parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air saat musim hujan. Hal ini penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan air. Selanjutnya setiap lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5-1 kg agar tanah cukup mengandung bahan organik.
Umur terong yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terung dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya selang seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6 sampai 7 kali. Sebaiknya terung yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat.
C. Kegiatan Budidaya Jamur Tiram